Masih ingat bahwa saya mau berbagi tulisan Charlie W. Shedd dalam bukunya How to Know if You’re Really in Love yang dimuat juga di Reader’s Digest dan juga di satu buku yang saya baca yaitu PSIKOLOGI ORANG DEWASA yang disusun oleh Drs. ANDI MAPPIARE ?
Saya akan melakukannya sekarang. Melanjutkan bicara cinta. Hahaha
Cinta yang sampai sekarang berdasarkan literasi yang pernah say abaca, pada akhirnya punya pendapat yang berbeda beda buat mendefinisikan apa itu cinta. Saya sendiri punya pandangan saya sendiri tentang apa itu cinta. Anda juga pastinya demikian. Karena ini bukanlah pertanyaan dengan jawaban yang bisa dinilai, karena sifatnya subjektif. Objek cinta juga tentunya bisa siapa saja, tidak terbatas pada seorang lelaki atau seorang perempuan bagi satu orang, setiap orang dan segala benda bahkan punya kesempatan yang sama buat jadi objek cinta.
Namun satu hal yang mutlak ada dalam cinta, bukan wajib ada, tapi mutlak ada karena memang demikian adanya selalu ada, adalah penyatuan dua manusia yang saling mencinta dalam satu ikatan yang dinamakan pernikahan.
Berbeda beda pula alasan dan pertimbangan tiap orang sebelum akhirnya berani memutuskan buat menikah. Karena jangan salah, menikah tidak pernah mudah! Salah satu yang jadi bahan pemikiran mungkin adalah, apakah saya mencintainya dan apakah dia mencintai saya?. Serealistis apapun orang coba menjadi dalam kehidupan, angan dan keinginan untuk dicinta dan mencinta sudah pasti ada. Tidak mungkin tidak ada. Lalu membicarakan tentang cinta sebelum melangkah pada pernikahan? Tes tes di bawah ini mungkin bisa jadi pertimbangan
1. Tes Kemerdekaan (The Liberty Test)
Apakah anda saling mendukung dengan pasangan untuk tetap memiliki kegiatan sendiri, memiliki teman sendiri tanpa perlu sama dengan teman teman anda, dan saling merasa bebas sebagai individu? Letak kebesaran cinta adalah menciptakan ruang kebebasan bagi diri sendiri dan pasangan. Menyediakan peluang bagi kedua belah pihak untung mengembangkan kemandirian yang sehat (a healthy independence). Mengutip sedikit dari Kahlil Gibran dengan kalimatnya yang tersohor: biarkan terdapat jarak dalam kebersamaan anda itu
2. Tes Tidak Mementingkan Diri Sendiri (The Unselfishness Test)
Dalam suatu perkawinan yang baik, semangat yang harus ada bukanlah “Apa yang akan kamu lakukan untukku” melainkan “Apa yang dapat kulakukan untukmu?”. Dan cinta yang tidak mementingkan diri sendiri adalah cinta yang dapat berkata “Aku mencintaimu karena dirimu, seperti kau adanya”. Bukan hanya dengan kata kata tapi juga dibuktikan dengan perbuatan. Banyak sekali hal sederhana yang bisa diungkapkan dan dinyatakan pada pasangan untuk menunjukkan ke-tidak mementingkan diri sendiri-an.
3. Tes Maaf Memaafkan (The Mercy-Apology Tes)
Apakah anda sudah mampu buat menahan diri tidak mengkritik berlebihan pada pasangan dan sudi untuk mengakui kesalahan anda? Dalam buku Love Story dinyatakan Cinta dalam cara caranya tidak pernah menganjurkan pernyataan seperti kaulah yang memina maaf karena hal itu hanya untuk cinta yang palsu saja. Kalimat ajaib seperti Saya minta maaf atau Ya, saya mengaku saya yang salah adalah hal sederhana yang perlu diusahakan dalam awetnya sebuah cinta. Seni meminta maaf adalah suatu yang sederhana yakni kesediaan mengakui kesalahan, menyesali kesalahan kesalahan dan mengucapkannya juga.
4. Tes Mengenai Sex (The Sex Tes)
Apakah anda peka terhadap kebutuhan kebutuhan seks pasangan anda? Memang kebutuhan seks untuk dua jenis kelamin yang berbeda pada umumnya tidak sama, namun dalam cinta dituntut adanya pengertian dan kompromi dalam mengatasi kebutuhan yang berbeda dan bisa mengakomodasinya dengan baik. Yang penting untuk dilakukan adalah Membuat perundingan berbagai bentuk yang diinginkan untuk membicarakan tentang kerukunan dan rasa damai yang terinti (inner peace) itu
*tambahan bahwa dari hasil penelitian seorang teman, bahwa dalam kebahagian perkawinan, factor pertama yang mempengaruhi justru adalah intimacy.
5. Tes tentang Keuangan (The Money Test)
Sudah tidak diragukan lagi bahwa yang namanya uang ini bisa menjadi pemersatu dua orang yang menganut filsafat “bersama” (a common philosophy) tentang pendapatan/gaji, menabung dan juga pembelanjaan, tapi bisa juga jadi pemecah belah! Sepasang suami istri harus bisa dengan terbuka menyatakan pendapat dan keinginannya seputar penggunaan uang dan segala hal yang berhubungan dengan uang dengan kepala dingin.
*dalam hubungan berpacaran, rasanya kalau belum mampu membicarakan permasalah finansial pada pasangannya, maka masih belum bisa dibilang siap untuk sampai ke tahap yang lebih jauh, karena uang dengan kesensitifannya adalah merupakan bahan ujian dalam sebuah hubungan.
Nah, kalau seseorang menjawab “Ya” atau menyatakan kesanggupan pada lima hal yang tadi disebutkan, maka insya Allah sudah siap untuk menjalani hubungan suami-istri yang matang. Tapi kalau menjawab “Ya” nya masih dengan berat hati terhadap beberapa pertanyaan yang juga pernyataan, its time to work things out! Masih ada waktu buat memperbaiki segala sesuatu.
Yap yap.
Rambu rambu cinta sudah, tes pengukur cinta sudah, sekarang waktunya buat anda menilai perasaan cinta anda sendiri! Terutama untuk anda yang sama dengan saya *halah halah* dewasa muda yang mulai memikirkan dan mempersiapkan diri menghadapi kehidupan pernikahan. Menilai kadar cinta dan mempertimbangkannya rasanya buat saya jadi salah satu PeeR tersendiri. Terserah menurut anda. Tapi saya rasa terutama untuk yang menentukan pasangannya sendiri tapi tetap harus mempertanggungjawabkannya pada orang tua dan diri sendiri pada akhirnya.
Pernah dengar THINK BEFORE YOU ACT? APALAGI BUAT NIKAH! YANG BENAR SAJA!
…
…
…
Sedang berpikir..
Selamat berpikir…
Comment dulu…..baca ntar aja……
mangga… mangga…
hati-hati dengan test kejujuran…….kadang menyakitkan……. 🙂
yah… bitter but true gimana?
klo ngetes cinta lewat sex……mendingan JANGAN
klo ngetes cinta lewat sex……mendingan JANGAN deh….banyakan ruginya:D
dipahami lagi deh.. maksudnya bukan begitu lho…
salam
Saat perasaan cinta erotis datang yang saya rasakan hanyalah rasa deg2an, begitu merasa intim walau hanya bertatapan, dan menuju pernikahan tentu aja hanya perasaan begitu tidaklah cukup, yang jelas menikah adalah bersedianya membuka diri masing2 akani keinginan dan harapan serta rahasia terhadap pasangan, bukankah istri adalah pakaian suami begitupun sebaliknya, thats the point 😀
hehehe ya ya thanks for d sum up
yang penting prateknya,mbak nata. hehe…..
ya… ini kan persiapan sebelum praktek :p
membaca buku2 ini jadi inget jaman kuliah 🙄
Begitu menjalani pernikahan sendiri…
blasssssssssss
lupaaaa 😆
hauhauhauah umumnya demikian bun :p
Ya.. ada baiknya berpikir mateng-mateng dulu sebelum bertindak…
Daripada ntar bertindak terburu-buru eh ujung-ujungnya penyesalan de…
😀
Selamat berpikir-mikir…
😛
huhuhuhu berlaku buat segala sesuatu lho prinsip ini 😉
Hm,, nikah? klo aku masih lama Teh.. heHE,,
saran saiya:
“Menikahlah dengan orang yang benar2 dicintai daripada nantinya menyesal seumur hidup..”
bayangkan saja klo menikah dengan orang yang tidak kita cintai….
*Ndak akan betah di Rumah…* heHEhe,,,
Btw kok posting tentang Nikah Teh?
Hm,, mo nikah ya Teteh yang atu ini? heHEhehe…
huauauahuah emangnya kalo nulis tentang nikah brati mao nikah apa? :p
mao… kapannya blum tau 😀
ok deh, kutes dulu diriku, agar aku tahu apakah aku mencintai.
monggo… ^_^
hohoho postingannya,,, tapi bener juga tu poin poinya…
gambarnya tak copas ya mbak
monggo aja… akupun ngopas :p
Saya paling suka poin no. 2….
Menurut saya, sebaiknya itulah yang menjadi dasar dari sebuah pernikahan… totalitas penyerahan diri (apalagi kalau untuk mencari Ridha Allah)… Coba dipikir2, jika sebuah perkawinan didasarkan atas dasar tersebut, maka seluruh poin termasuk Liberty, Mercyness, Sex and Money akan tercakupi…
Anyway, It’s all about the path to heaven…
yap… path to holy heaven 😀
Btw, blog neng udah di add di blogroll sayah…
owkay ^_^
Saya sedang berusaha meyakinkan hati untuk bener2 yakin bahwa saya ingin menikah.
Terimakasih sharingnya.
sama sama…goodluck!
makanan apa itu??
heh? dimananya makanan? salah naro komen kaleee :p
begitulah seharusnya, dan Alhamdulillah saya selalu seperti itu
menikah? ntaran aja deh…kuliah yg tinggi dulu….
Alhamdulillah… good 4 u ^_^
huhuhuh akupun blom lulus kuliah :p
lihat gambarnya dulu…
monggo…
semua tes udah aq lakukan.tinggal tes ttg sex doang.
ada yg mau jd korban? 😛
*bercanda*
*disentiL! nakal! :p
kok pake tes? yang pake tes itu ujian masuk sekolah baru atau lulus UN.
ya… terserah saja… 😀
Liberty Test sama Unselfishness Test koq agak2x saling kontradiktif ya. Tolak ukurnya sulit utk membuat keduanya “bernilai” bagus. Bisa jadi Liberty Test nya bagus tp Unselfishness Testnya jelek. Begitu jg sebaliknya.
btw, gambar telanjangnya bakal masuk pasal pornografi ga ya 😀
terserah… pada akhirnya semua kembali pada pertimbangan sendiri 😀
tes… tes… satu dua tiga…. ini acara opo to mbak?
hueeuehuh bedah buku :p
Ah saya masi kecil
Blm kepikiran nikah2an
Huehehe
ntar juga ada waktunya…
Berbobot. Tapi apa ya hubungannya cinta dengan gambar yang dibawah itu ?
look closer and deeper… penyatuan dua manusia…
jangan liat sebagai nudies atau apalah semata
Hmmmm jalanin aja mana baiknya ( nasehat nenek quw) 🙂
Prasaan kalo ngomongin, ato berhubungan ma yg satu ini, ichanx banyakan blengnya deh Hehehe….ichanx*dink*…
hauhauhau yang bilang bukan diriku lhooooo :p mungkin karena being single bu huhuhu
selamat berfikir aja deh,,, wkakakakaka
buat semua ini… buat semua :p
Btw kalo kebanyakan test malah gak jadi2x rencananya hehehe … kalo dah niat langsung aja nikah, insya allah berkah dech .. ehem.
AMIEN 😉
bicara soal cinta emang gak pernah ada habisnya..kecuali si pelaku udah mulai pikin dan gal bisa ereksi (maaf) lagi…salam kenal
salam kenal kembali
Ternyata banyak yang yang harus saya pikirkan lagi.
pikir-pikir apanya apanya apanya dong?. * lyric mode on*
Saya juga tidak sempurna 🙂
mau mikir apa mau nyanyi cobaaaa 😀
aku sih berusaha banyak silaturahmi ke blog lain dan berharap kalian saling mengunjungi sesama blog…salam kenal
baiklah… salam kenal juga sekalipun rasanya harusnya di halaman lain nulis ini mah… 😀
kalo dalam islam yang ada proses pengenalan (ta’aruf) tanpa tes2-an…sebelumnya keluarga cm cr tau tentang track recordnya, family-nya,dll…
so, konsepnya lebih ke cinta setelah pernikahan bukan cinta baru nikah…???
hemmm *thingking….
yah… koridor lain ^_^
Wah-wah-wah… kok rasanya jadi ngeri baru membaca tesnya aja, hehehe! Becanda.
ya… terserah ajah :p
kalau kita jujur, berarti kita siap sakit……. please make self perception….:)
iya makanya… karena yang bitter kadang emang true… gitu kan? 😀
klo udah nemu yang ‘klik’ ya go aja Na 🙂
semoga Na segera nemuin deh hehehe…..
jadi inget Pe-eR dari temen blogger, pas tiba di pertanyaan ‘thigs to do before die’, dr yg aku baca2 jawabannya kok … menikah , hmmm…….somehow one will marry Na.
jadi mari saling mendoakan. aku dukung Na !!!
iyah bu… kalo ditanya things to do before die pastinya buat aku salah satunya adalah menikah dan jadi ibu 😀
AMIEN AMIEN
mari saling mendoakan 😀
nikah saja kok repot, jangan banyak pertimbangan. kun fayakun
ya… terserah…
bercinta itu melelahkan
tapi dengannya u jadi bisa berbicara banyak di dunia maya
cinta memang indah tapi juga sakit
dan u besikukuh memperbincangkannya
bagaimana kalau yang kaubahas bukan cinta tapi Cinta?
ga ngerti ah :p
orang baik tentu dapetnya orang baik(ini janji TUHAN kita), saya cuma mendoakan mbak dapet yang terbaik. Amin…
salam kenal,
jabat erat dan tabik!
AMIEN ^_^ makasih..
salam kenal jugaaa
hati-hati sama blogger negatif, masih banyak kok blogger yang berseliweran sama-sama cari j*d*h……, tapi kalau ada yang cocok, didukung banget deh……… 🙂 didukung pisan Neng !
huahuahuahua aku nda cari jodoh lewat blog da :p
……. tetap harus mempertanggungjawabkannya pada orangtua dan……..
loh?
heuheuheuhe iyah… loh? 😛
*tes keuangan*
kacau kacau kacau… 😦
huauhauhauh ko kacau? reality bites 😆
aaahhhhh…..
maap kan daku mbak….kl daku telah berani buak-buak diary pribadi(ini pribadi bukan) bukan kah kl diary itu khusus untuk si penulis saja? tapi gimana lagiiiii setiap ngewarnet pengenya buak blog yang iniiiii azzzz….. maap yah mbak….gak papa kan?
komentnya jadi ngaco dewhhhh….heuheuheueheu…yuuuuuuhuuuuu…
selamat berpikirrrr
yuwhuuuuuuuw 😉 hauhauhauha tenang nak! ini tidak sebegitunya pribadi dan ikhlas buat dibagi huhuhuhu
ah……memanglah bicara ttg Cinta selalu menarik buat di dengar dan di baca…
dan yang pasti CINTA diatas CINTA tentu CINTA pada Sang Maha Pecinta.
dan dasarilah setiap Cinta yang ada atas Cinta kepada-NYA, maka Cinta akan dirasa bahagia dan kekal selama-lamanya.
gimana khabarnya mbak ?? sehat2 ?
^_^
Alhamdulillah sehat…
berat deh kalo ngomongin cinta, huhuhu
berat sama dipikul ringan sama dijinjing laaah huhuhu
^_^ hehehe..
miss. Cinta… miss. Cinta….
*sambil geleng-geleng kepala…
Tadinya gak mau comment banyak, soalnya bingung!!! Tapi barusan keingetan kalimat yang bikin saya teringat *sesuatu* (hidden word)
“Cintailah seseorang yang kau cintai dengan sewajarnya, sebab bisa jadi suatu saat engkau membencinya. Dan bencilah seseorang yang kau benci dengan sewajarnya, sebab bisa jadi suatu saat engkau akan mencintainya.”
*Entahlah nyambung apa enggak dengan postingannya! Sambung-sambungin aja deh yach..!!
hauhauhau iyah nih om kalo udah cicintaan demen deh :p
hmmm nyambung ga yah…. ???
udah kagok ditulis yah nyambung ajah deh :p
Kalo belum punya pacar bilang cinta = gak apdol
Kalo udah punya pacar trus putus ngomong soal cinta = gak apdol juga
Kalo baru punya pacar cuman 1 trus ngomong soal cinta = gak apdol banget
Kalo udah pacaran lama trus ngomong soal cinta = gak apdol juga…
Jadi ???
Cinta itu apa ?
Bagi ku, cinta itu menyakitkan, tapi nagih, eehehehehehe
huuhuhuhuhu tapi nikah juga :p
wah aku juga ga ahli kalo soal cinta…
hehehe…
mskpn beberapa kali pacaran juga ga pernah bener2 jatuh cinta 😀
*anyway soal caricature batik, kalo mau tulisanya gede juga bisa, kamu bisa request bahan / merek kaosnya.
heheheh masa sih?
baik bu nanti dipikirkan 😀
aku berpikir
kamu berpikir
dia berpikir
dan yang dipikirkan santai2 saja 😆
hahaha yah… nasip itu mah :p
Natazya….
Hehe… udah mantep tuh teorinya….
—
Tahukan kau adinda…
Setelah menikah kau akan lebih banyak lagi menemukan pembelajaran hidup.
Aku menemukan bahwa menikah itu ternyata sebuah pembelajaran.
Tak salah jika ingin belajar (tentang nikah) dulu baru melakukannya, tapi juga sesuatu yang ‘boleh’ jika ingin menikah sambil mempelajarinya.
Percayalah….
Menikah itu tak serumit dan tak jua semudah yang terbayangkan oleh orang yang belum menikah.
makanya masih seakan rumit karena masih juga belum bu ^_^
Kesimpulannya?
Apabila datang lelaki sholeh melamarmu, jangan menunda untuk istikharah… dan segera putuskan…
Love u dinda…
OOT …
cuma mau bilang …
Ganti Avatar ni yeee …
hehehe
biar gaya huhuhu
kalo ngomongin cinta jujur aja nih…
cinta itu super penuh misteri…aku sampe sekarang belum tau artinya cinta…
masalah nya aku cinta semua pacar aku…….
I LOVE U ALL
untung aku bukan pacarmu :p
pas bangeth … g lagi nyari makna dari *cinta* neh … bakal g renungin lagi .. probably will get the whole book. thanks ya.. (btw kyknya bakal g link dh especially ttg post kamu yg ini)
ada yang sebelumnya tuh yang nyambung sama post ini 😀
ditunggu undangannya 😆
undangan ape? :p
ehm…mo nikah kok tesnya banyak amat taz…aku dulu gak pake tes2an…alhamdulillah sih aman2 aja tuh…hehehe..
ini kata buku buuuuuu bukan akyuuuuh :p
Kebanyakkan tuh mikirnya. Nanti malahan maju mundur terus. Mendingan tancap gas langsung. Wuss…wuss..wuss.
deuh emang lagi F1 :p
Yang penting juga adalah…… kita belajar untuk menerima kekurangan2 yang ada pada pasangan kita karena kitapun pasti ada kelemahan2. Itulah hakekat
pernikahanpercintaan, masing2 dapat menutupi kelemahan pasangannya. Mudah2an dengan mengingat hal2 seperti ini, cinta tersebut, Insha Allah, akan langgeng…… 😀AMIEN
terlalu berfikir kadang jg malah gak menghasilkan keputusan yg berarti, jd ambil sikap ! berhubungan dengan pribadi di luar ego kita emang selalu susah.. *tumben saya komen serius hihihi*
huehuehue iyah nih tumben! hmmm mikirin kawin juga yaaa :p
..Kebebasan / Kemerdekaan ? Lha, bukankah “biarkan sayap cinta mendekapmu erat, meski melukaimu” ? Berani jth cinta, ya berani “terikat” lah..
..Seks / Keintiman ? Walah, itu mah paradigma-nya org barat, mereka menyebutnya “make love”.. Padahal, gak signifikan tuh kaitan antara cinta dan keintiman…Je suis dans l’amour, ou je suis dans la convoitise ?..
Btw, suatu saat, qta mungkin akan mengalami, bahwa cinta tidak harus saling memiliki, jadi, cinta dan pernikahan itu gak serta merta mesti sejalan.. Percayalah atau paling tidak, ketahuilah bahwa hal tsb nyata..
baiklah…. makasih masukannya ^_^
teman saya dua minggu lagi nikah
sekarang dia nyesal udah ngajak pacarnya nikah
hatinya masih kurang sreg
tapi udah gak bisa mundur lagi
heheheu seyam :p
Menjalin cinta itu harus penuh dengan komunikasi. Insya Allah jika komunikasi kita lancar, maka kita ga perlu semua tes – tes tersebut. Tapi jika dari komunikasi aja udah ga lancar bisa dibayangin gimana beratnya tar kalo udah masuk ke tahap hubungan yang serius…
Mba, ana link ke tempat Mba ya dari blog ana…boleh?
hmmm yah… test ini kan masukan saja kayanya dibikinnya tadinya 😀
boley boley ^_^
saiia juga mau nikah.. tapi mau mikir dulu sebelum nikah..
emang blum nikah yah bu????
Saya dulu hanya..mencari orang yang mau mengerti diriku apa adanya, menerima kekurangan, kelemahan dan kekuatan…dimana kita bisa bicara enak, tanpa basa basi..
saya juga mau yang begini nih bu 😀
Cinta??? yang pasti… RUMIT..
Asik, tp kadang menyakitkan..
hemf………..
Tp asik……..
hemf…. bingung.
huheuhu pegangan :p
Makanya aku ngajak kekasihku utk tinggal bersama.
pilihan oh pilihan 😉
keknya pernah mbaca deh,,tapi kapan ya?
stuju dgn Yoyo. Tes kejujuran itu menyakitkan, tp emg harus. Klo ga jujur dr awal, berarti susah klo nanti merid.
But sometimes, after marriage, malah kejujuran sk jd barang mahal..
sebenernya satu lagi dan usahakan yang paling penting ..
seperti yang pernah saya tulis .. tes dulu agama sama akhlaknya .. 🙂
so dari semua test itu kalo akhlak sama agamanya kurang baik, bagaimana bisa membawa kita lebih baik .. 🙂
Ikutan test nich!
……
…..
…..
. 😥 😥 😥
[……….*tambahan bahwa dari hasil penelitian seorang teman, bahwa dalam kebahagian perkawinan, factor pertama yang mempengaruhi justru adalah intimacy……]
sepertinya situasional, artinya tidak slalu jadi faktor penentu (no.1).
I wanna know what is the meaning of intimacy ? mind, love, sex, feel, etc ?
wah test-nya berat-berat amat siih! syukurlah, saya sudah melampaui semuanya.. sudah punya buntut lagi.. hehehehe…
setuju ama tintin..agama dan akhlak mestinya jadi prioritas pertama dan utama…
Kalo mau nikah banyak banget pertimbangan ya??? Duh… Jadi kepingin cepet2 nikah. Wkwkwkwkwkwkwk… *ga nyambung*
asal ga mikir klamaan yah, inget umur.. inget..
* 😀 *
adooh.. teori emang kadang menyesyatkan… SMANGADDD
Love this post! terimakasih sudah berbagi selalu, dan membuat saya berpikir dan menenangkan hati 🙂
cinta sejati ketemunya di pernikahan mbak. kapan nikahnya?
Natazya lagi cintah-cintahan…….
menikah memang tidak mudah..
tak semudah menyatukan dua hati karena cinta..
karena menikah bukan hanya masalah cinta dan mencintai…
ciele..
🙂
menunggu saat yang tepat untuk menikah…
Untung baca tulisan ini. Bisa jadi pertimbangan kalo mo nikah tar (belum tau ama siapa). Coz selama ini gw cenderung spontan, demikian juga dengan masalah pernikahan. Pikir gw, kelak kalo uda ketemu orangnya pasti akan klik gitu aja hehehe… Ternyata emang banyak yang perlu dipikirkan dan dites.
WADUH…TELAT NIH…..SEMOGA BAHAGIA
Rasanya kita harus kembali ngeliat aqidah pernikahan…. jadi rasanya cinta itu juga rahasia Allah…. kita cuma bisa ngelihat dari sudut pandang kita sebagai makhluk, sedangkan rahasia Allah adalah ghaib bagi kita….
So, saat kening tertunduk didalam sujud…. itulah cinta yg hakiki. Amien.
“Hasbunallah wa ni’mal wakil”
gambarnya mantap
Subhanallah, walhamdulillah, walailahaillallah, wallahuakbar… Moga naskah itu jadi ilmu bermanfaat.
Ktika mnulisx 26 th silam, tiada duga jadi bhn bincang-panjang, semata amal sdrhana.
Ktika aplikasi buat kputusan nikah, kami bersenyawa hingga 24 th sampai belahan-nyawa mendahului kembali ke sisiNya.
Ktika bersenyawa mgarungi bahtera r.t, yang perlu adalah adjusment menerus.
Ktika nyawa sebelah tersisa adjusment berlanjut dan berlanjut….
Pesanku, masukilah… bersenyawalah dalam Ridha Allah… adjustmen dan readjusment….